jump to navigation

Peranan Iluni FTUI dalam kemajuan FTUI February 22, 2008

Posted by Panitia Musyawarah III ILUNI FTUI 2008 in Artikel.
Tags:
trackback

Oleh : Chairul Hudaya *)

Menjelang ajang pemilihan ketua Ikatan Alumni (Iluni) FTUI pada bulan Maret 2008 yang akan datang, nampaknya bursa calon ketua sampai saat ini masih adem-ayem saja. Semoga keadem-ayeman ini hanya terjadi di milis alumni saja, tetapi kenyataannya semoga di underground sana sudah banyak tim kampanye yang sudah bergerilya *smile*

Seperti sudah kita pahami bersama, bahwa peranan alumni terhadap sebuah kemajuan almamaternya sudah tidak perlu diragukan lagi. Diluaran sana, konon alumni sebuah universitas sudah mampu memgumpulkan dana abadi yang hampir menyamai APBN negara kita. Untuk apa dana tersebut? Tentu untuk membantu universitas dalam menjalankan misinya memajukan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Apa alumni hanya membantu dalam masalah dana? Tentu saja tidak.

UI BHMN

Barangkali, sinergi yang sangat diharapkan antara UI (baca : FTUI) dengan para alumninya dimulai dengan ditetapkannya UI menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 152 tahun 2000 yang menetapkan UI sebagai BHMN pada tanggal 26 Desember 2000, dalam bagian keempat tentang kekayaan dan pendanaan pasal 12 dijelaskan bahwa pembiayaan untuk penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan universitas berasal dari pemerintah, masyarakat, pihak luar negeri dan usaha dan tabungan universitas. Dengan PP tersebut UI diberikan hak otonomi tersendiri dalam mengelola kampus termasuk didalamnya pengelolaan keuangan. Konon, setelah itu anggaran rutin negara yang dialokasikan untuk pendidikan di UI otomastis berkurang. Hal ini tentu saja akan berakibat pada seluruh aspek kehidupan di kampus. Mulai saat itulah UI harus berfikir lebih kreatif agar segala sendi kehidupan kampus dapat hidup, bahkan lebih maju. Penetapan tersebut juga menuntut UI untuk memiliki struktur organisasi yang ramping, efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Dengan statusnya sebagai BHMN diharapkan UI dapat menjadi universitas riset sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan seni. Selain itu juga dapat menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang bermoral serta memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan kesenian. Dengan beban yang begitu besar itulah, sinergi antara UI dengan alumni adalah sebuah langkah yang tepat untuk dilakukan.

Keikhlasan menjadi ketua Iluni FTUI

Terus terang, saya tidak tahu secara jelas apakah benar ketua atau pengurus iluni FTUI tidak digaji. Jika asumsi itu benar, menurut saya bukanlah itu menjadi sebuah halangan bagi seseorang untuk menjadi ketua Iluni FTUI. Ya, memang semua itu kembali kepada niat pribadi seorang Ketua Iluni FTUI. Terkadang perlu pengorbanan yang besar dalam berlomba lomba mencari kebaikan. Pengabdian yang tulus dan ikhlas menjadi harapan bagi seorang amir komunitas alumni FTUI yang hanya semata-mata ingin memajukan FTUI demi kejayaan bangsa ini. Mudah mudahan dengan niat tersebut mendapat balasan yang setimpal dari yang maha kuasa.

Sebenarnya menurut hemat saya, terkadang istilah alumni selama ini masih terkotak-kotak. Kita terkadang mengasosiasikan pihak pihak birokrat di Kampus adalah pihak yang tersendiri dan terpisah dari kumpulan alumni. Padahal, semestinya tidak seperti itu. Mengapa? Karena mereka yang sebagian besar para dosen itu adalah alumni FTUI juga. Jadi, membantu almamater sama juga membantu teman sendiri, saudara sendiri.

Seorang ketua ILUNI FTUI diharapkan dapat menjadi sosok pemersatu alumni. Ia juga bisa menjadi partner FTUI dalam menjalankan program program kerjanya. Mudah berkomunikasi dengan siapapun, junior maupun senior. Memang agaknya sulit juga mencari sosok yang mau berkorban seperti itu saat ini. Namun saya percaya bahwa diantara 10 ribu alumni FTUI, masih ada alumni yang memiliki kepedulian terhadap almamaternya. Kini, 2 orang calon yang memiliki karakter diatas sudah berani manabuh genderang, Bang Bagus Satriyanto dan Bang Zainal Abidin. Kita masih menunggu yang lainnya.

Semoga kekhawatiran Bang Aswil tentang adem-ayemnya bursa pencalolan ketua Iluni FTUI ini yang hanya karena tidak mau dihujat, apatis, tidak peduli, dan tidak mau berkorban, tidak terjadi pada alumni FTUI. Bukankah kita diajarkan menjadi pemberani?

*) Penulis adalah alumni DTE FTUI angkatan 2002, mantan Ketua IME 2004-2005, mahasiswa Pascasarjana di Seoul National University, Korea

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment